Pada zaman dahulu ada seorang wanita miskin hidupnya di tengah-tengah masyarakat Bani Israil.
Kehidupannya sehari-hari hanyalah mencari kayu di hutan. Dari hasil kayu itu dia menggantungkan hidupnya dengan seorang anaknya. Tetapi walaupun dia itu miskin, kemiskinannya itu tidak menyebabakannya berlaku bakhil kepada orang lain.
Pada waktu itu seluruh negerinya ditimpa zaman kemelesetan. Di mana-mana terdapat orang-orang susah. Sedang orang-orang kaya pula hanya mementingkan diri sendiri tanpa menghiraukan kehidupan rakyat lain yang susah dan menderita. Mereka hanya menimbun bahan makanan yang banyak hingga orang-orang miskin pun makin hari makin menderita hidupnya. Apa lagi zaman kesusahan ini berjalan bertahun-tahun lamanya. Sehingga setiap orang sukar mencari pekerjaan dan mencari makanan.
Pada suatu hari ada seorang pengemis yang keluar masuk rumah mencari sesuap nasi atau derma. Tetapi hampir setiap rumah yang dimasuki, selalu tidak beruntung nasibnya.
Akhirnya sampailah pengemis itu di sebuah rumah yang sudah buruk. Rumah itu adalah milik seorang wanita tua yang pekerjaan sehari-hari mencari kayu. Biarlah aku masuk rumah ini, siapa tahu kalau ada rezeki aku di rumah ini, kata pengemis itu sendirian di dalam hatinya. Maksudnya itu dilaksanakan lalu dia pun masuk ke dalam rumah yang buruk itu untuk meminta sedekah.
Kebetulan sekali ketika dia masuk, tuan rumah sedang makan bersama-sama anaknya. Tuan rumah ketika mengetahui ada seorang pengemis datang meminta, maka roti yang satu-satunya dapat dimakan pada hari yang baharu sahaja dimasukkan ke dalam mulut terpaksa di keluarkan untuk diberikan kepada pengems itu. "Ah, tidak kusangka dia sangat dermawan sekali. Baru kali ini saya menjumpainya," kata sura hati pengemis itu.
Pada suatu hari wanita tua mencari kayu itu telah pergi ke hutan bersama-sama dengan anaknya.
Di hutan dia mencari kayu ke sana ke mari, sedang anaknya disuruh menunggu kayu yang sudah berkumpul.
"Anakku, jagalah kayu ini, ibu hendak mencari kayu yang lebih banyak." Demikian pesanan kepada anaknya itu.
Ibunya kemudian pergi mencari kayu. Tetap alangkah terkejutnya setelah dia kembali ternyata anaknya telah hilang. Di kiri kanan tumpukan kayu terdapat bekas-bekas darah brtitisan.
"Anakk! Anakku!," dia menjerit sekuat-kuat hatinya.
Akan tetapi setelah berkali-kali tak juga ada jawapan, larilah dia menjejaki bekas-bekas darah yang bertitisan itu. Setelah agak jauh dia berlari, terlihatlah olehnya harimau yang sedang membawa anaknya.
"Masya Allah! Anakku! dia mengeluh terkejut sekali.
"Ya Allah! Tolonglah aku! Kasihanilah anakku! Kembalikanlah anakku itu dengan selamat, ya Allah!" dia merantap terus.
Sesungguhnya harapannya rupanya tak sesia. Allah S.W.T membalas permohonannya. Tidak lama kemudian, harimau itu pergi dengan sendirinya, sedang anak pencari kayu ditinggalkan begitu sahaja.
Ibunya dengan tergesa-gesa sekali menghampiri anaknya. Tiba-tiba datanglah Malaikat Jibril A.S sambil berkata kepadanya:
"Wahai ibu yang suka bersedekah! Aku keluarkan anakmu dari mulut harimau sebagai ganti sepotang roti yang engkau sedekahkan. Sudah relakah engkau?" Demikianlah balasan Allah kepada orang yang suka bersedekah.
May Allah Bless
Your Day With
Prosperity
Happiness
And Hope
@!N@ #U$N@
No comments:
Post a Comment